Sabtu, 25 Juni 2016

Mengatakan semut pada tanaman


Resep Alami untuk Membasmi Semut 
1. Boraks
Boraks merupakan zat kimia pengawet yang bisa digunakan untuk membasmi semut.
Campur boraks dengan gula dan air. Selanjutnya, semprotkan larutan tersebut di tempat dimana semut terlihat.
Selain memakannya di tempat, semut juga akan membawa larutan ini ke sarang mereka sehingga membunuh lebih banyak semut.
2. Cuka
Metode lain yang efektif menyingkirkan semut adalah dengan menyemprotkan cuka pada tempat yang sering dilalui semut.
Bau yang kuat dari cuka akan membuat semut menghindarinya.
Selain cuka, cuka apel dan minyak peppermint juga bisa digunakan dengan cara yang sama.
3. Mentimun
Salah satu fakta aneh tentang semut adalah ternyata mereka tidak menyukai rasa mentimun!
Oleh karena itu, menempatkan potongan mentimun di daerah yang banyak dilalui semut merupakan cara efektif untuk mengusir mereka.
4. Mint
Kantong teh mint bekas dinilai efektif untuk mengusir semut. Letakkan kantong teh mint di mana banyak terdapat semut.
Daun mint juga dapat dikeringkan dan dihancurkan menjadi bubuk untuk kemudian ditaburkan di tempat yang banyak semut.
5. Jus Lemon
Cara lain yang sangat mudah untuk menyingkirkan semut adalah dengan mencampur jus lemon dengan sedikit air dan disemprotkan di daerah yang banyak semut.
6. Sabun
Sabun berfungsi memecah lapisan lilin rangka luar semut sehingga mengakibatkan dehidrasi.
Oleskan sabun pada jalan masuk semut atau semprotkan larutan sabun pada tempat yang terdapat banyak semut.
7. Bubur jagung
Bubur jagung mengembang saat dikonsumsi. Setelah semut memakan bubur jagung, makanan ini akan mengembang dalam perut semut dan membuatnya mati.
Sebarkan bubur jagung di tempat dimana semut sering berkumpul.
8. Garam/Lada
Menyebarkan garam di sudut ruangan dan pada sarang semut adalah cara lain yang efektif untuk mengusir semut.
Cara lain, larutkan garam dengan air panas kemudian semprotkan ke daerah yang banyak semut.
Selain garam, lada juga bekerja efektif mengusir semut. Gunakan cara yang sama seperti ketika Anda menggunakan garam.
9. Bubuk Kopi
Taburkan bubuk kopi di sekitar retakan untuk mencegah semut masuk ke dalamnya.
Bubuk kopi juga bisa ditebarkan di tempat yang banyak semut.
10. Gemuk
Gemuk (grease) bertindak sebagai pengusir semut. Oleskan gemuk di tempat yang ingin terbebas dari kerumunan semut.
11. Bedak Bayi
Taburi bedak bayi di mana pun Anda melihat semut. Semut membenci bau talk dan akan menyingkir menjauh.
12. Bubuk Cabe/Kayu Manis
Tebarkan bubuk cabe pada sarang semut untuk mengusir mereka.
Cara lain, gunakan kayu manis untuk mengusir semut.
13. Tanah Diatom
Menggunakan tanah diatom adalah cara mudah menyingkirkan semut di rumah.
Taburkan tanah diatom di daerah yang dipenuhi oleh semut.
14. Parfum
Celupkan bola kapas dalam parfum yang kuat. Letakkan bola kapas di daerah yang ingin terbebas dari semut.
Semut tidak bisa mentolerir bau parfum dan akan menjauh.
Cara lain, semprotkan parfum langsung ke sarang atau kerumunan semut untuk mengusirnya.[]

Waktu rendam bibit sebelum semai


  • Untuk benih kategori kecil(diameter kurang dari 3 mm) danberkulit lunak, maka perendaman dilakukan 3 jam Contoh : Tomat, Selada, Bayam, Seledri, Bawang, Wortel, Mint dll.
  • Untuk benih kategori kecil(diameter kurang dari 3 mm) danberkulit keras, maka perendaman dilakukan 6 jam Contoh : Pak Choy, Chye Sim, Choy Sum, Tatsoi, Pai Tsai, Kailan, Sawi Putih, Kol, Cauliflower, Brokoli, Cabe, Terong, dll.
  • Untuk benih kategori besar(diameter lebih dari 3 mm) danberkulit lunak, maka perendaman dilakukan 12 jam Contoh : Beet, Lobak, Radish, Pare, Oyong, Zucchini, Pumpkin, Timun, dll.
  • Untuk benih kategori besar(diameter lebih dari 3 mm) danberkulit keras, maka perendaman dilakukan 24 jam Contoh : Kangkung, Bengkoang, Kapri, Buncis, Kacang Panjang, Jagung, Kecipir, Asparagus, dll.

Rabu, 22 Juni 2016

Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga

Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Tidak Mempunyai Lahan. Bagi rumah tangga yang tidak memiliki tanah atau lahan kosong, pengolahan sampah menjadi kompos dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau sejenisnya. Benda-benda ini sekaligus nantinya dapat dijadikan pot.
  • Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah lainnya.
  • Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
  • Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
  • Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
  • Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos.
  • Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan.
  • Wadah siap dijadikan pot dengan kompos di dalamnya sebagai media tanam.
From :Alamendah.org

Minggu, 19 Juni 2016

Memperbaiki windows script host access is disabled on this machine

klik kanan pada icon smadav yang ada di taks bar di pojok kanan bawah, lalu pilih allow windows script & macro (forever), jika muncul kotak dialog klik OK.

Kamis, 16 Juni 2016

Mengenal Macam Pestisida Tanaman

Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa hal berikut:

A. Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis yaitu:

1. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.

2. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.
Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.

3. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.

4. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Contohnya: Warangan.

5. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.

6. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh: ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

B. Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

- Pestisida organik (Organic pesticide): pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal: neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).

- Pestisida elemen (Elemental pesticide): pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti: sulfur.

- Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide): pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.

C. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

- Pestisida sistemik (Systemic Pesticide): adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh: Neem oil.

- Pestisida kontak langsung (Contact pesticide): adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Contoh: Sebagian besar pestisida kimia.

Efek Penggunaan Pestisida

Usaha peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama penyakit.

Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut dengan pestisida. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya.
 
from http://tipspetani.blogspot.co.id/

Minggu, 12 Juni 2016

6 cara menanam sistem Hidroponik


1. Aeroponic system
Sistem AEROPONIC merupakan system hydroponic yang paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat dalam pertumbuhan dalam berkebun Hydroponic. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen.Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya.
2. Drip system
Sistem Tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.Supaya berdiri tegak, Tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dll selain tanah.
3. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya.
4. Ebb dan flow system
Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu,  kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.
5. Water Culture system
Walter Culture merupakan system hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat darai Styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suply oksigen ke akar-akar tanaman.
6. Wick System
Ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu.